TIMES PATI, LUMAJANG – Pemkab Lumajang, Jawa Timur terus memperkuat layanan darurat bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru. Hingga Kamis (20/11/2025), tercatat ada sebanyak 963 pengungsi di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Lumajang, Indriono Krishna Murti, mengatakan penyaluran makanan terutama kelompok rentan terus dilakukan. “Kami memastikan setiap warga, terutama anak-anak, lansia, ibu hamil, dan warga dengan penyakit kronis, mendapatkan asupan yang layak dan aman,” ujarnya.
Indriono menambahkan, koordinasi lintas instansi dan relawan menjadi kunci agar distribusi berjalan cepat dan tepat sasaran. Pemerintah juga terus menyesuaikan suplai logistik berdasarkan kondisi di lapangan.
Sementara itu, Pj. Kepala Desa Dawuhan Wetan, Sultan Syafaat, mengatakan kebutuhan dasar warga sudah tertangani dengan beroperasinya dapur umum. Banyak warga kehilangan rumah, sementara sebagian lainnya masih memantau kondisi ternak yang selamat.
“Ada yang balik cek ternak, tapi tidak sampai ke lokasi yang rawan. Mereka hanya memberi informasi ke posko,” katanya.
Puluhan Ternak Mati
Di tengah upaya evakuasi, puluhan ternak dilaporkan mati akibat terjangan lahar. Tercatat empat ekor sapi dan sekitar 120 kambing atau domba ditemukan meninggal, sebagian bangkainya tersangkut material dan sebagian tertimbun.
Di sisi lain, dua warga asal Kediri mengalami luka bakar setelah tersapu awan panas guguran saat melintasi Jembatan Gladak Perak, Desa Sumberwuluh, Rabu (19/11). Pasangan suami istri itu ditemukan warga dalam kondisi lemah di tepi jalan raya Malang–Lumajang dan segera dibawa ke puskesmas.
Keduanya mengalami luka bakar sekitar 20 persen. Menurut kesaksian warga, jembatan sebenarnya sudah ditutup karena hujan abu dan aktivitas guguran awan panas meningkat. “Korban sudah dilarang melintas, tapi sepertinya tidak mendengar atau tetap memaksa,” kata Samsul, warga setempat.
Kedua korban kini menjalani perawatan intensif. Sang suami mengalami luka di tangan dan kaki, sementara sang istri mengalami luka di bagian wajah. Pemerintah daerah dan tim medis terus melakukan pemantauan serta memastikan seluruh warga terdampak mendapatkan layanan yang diperlukan di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Semeru. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Erupsi Gunung Semeru: 963 Jiwa Berada di Pengungsian, Ratusan Hewan Ternak Mati
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |