TIMES PATI, JOMBANG – Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia (AGPAII) Provinsi Jawa Timur menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) yang dibarengi seminar nasional di Pondok Pesantren Kalimasada, Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Minggu (22/12/2024).
Acara ini dihadiri oleh sedikitnya 300 peserta dari berbagai wilayah di Jawa Timur.
Dalam seminar tersebut, hadir sebagai pembicara utama Endang Zenal, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) AGPAII, dan Amak Burhanuddin, Kepala Bidang PAI Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Seminar yang mengusung tema “Membangun Sinergitas Meningkatkan Kualitas Guru PAI Demi Kemajuan NKRI” itu bertujuan untuk memotivasi para guru PAI dalam meningkatkan kualitas serta kompetensi mereka.
Dalam pemaparannya, Endang Zenal menyoroti bahwa masih ada regulasi yang menghambat guru PAI untuk bisa diangkat sebagai pengawas pembina sekolah. "Guru PAI belum bisa menjadi pengawas karena belum memenuhi kompetensi manajerial yang diperlukan," ujar Zenal.
Menurutnya, guru PAI harus terlebih dahulu mengikuti diklat pengawas serta memindahkan status kepegawaian mereka ke Dinas Pendidikan sebelum dapat diangkat sebagai pengawas.
Sementara itu, Amak Burhanuddin lebih menekankan pentingnya peran guru PAI dalam menginternalisasikan moderasi beragama. "Guru PAI harus terlebih dahulu mengamalkan moderasi beragama sebelum menerapkannya kepada siswa," jelas Amak.
Ia juga menyatakan kesiapannya untuk terus berkolaborasi dengan AGPAII dalam upaya meningkatkan kompetensi guru PAI di Jawa Timur, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Dalam kesempatan yang sama, Amak juga mengimbau para guru PAI yang telah lulus sertifikasi untuk terus meningkatkan kompetensi mereka, baik melalui pelatihan secara daring maupun luring.
“Pengembangan kompetensi harus dilakukan secara berkelanjutan, agar guru PAI tetap relevan dengan perkembangan zaman,” tegasnya.
Ahmad Budiman, Sekretaris Jenderal DPP AGPAII, yang ditemui di lokasi acara, menambahkan bahwa AGPAII kini telah berdiri di 34 provinsi, 450 kabupaten/kota, dan lebih dari 6.000 kecamatan di seluruh Indonesia.
Ia menekankan bahwa advokasi kepada guru PAI tetap menjadi inti dari perjuangan AGPAII, dengan fokus pada empat prioritas utama yaitu rekrutmen, pembinaan, karir, dan kesejahteraan guru PAI. "Sebagai contoh, kami mengawal tunjangan profesi guru (TPG) ke-13 dan TPG THR yang belum cair untuk para guru PAI," ujar Budiman.
Menurutnya, keterlambatan pencairan tunjangan ini disebabkan oleh ketidaksinkronan antara pemerintah daerah dan Kementerian Agama, namun ia optimistis masalah ini akan segera terselesaikan.
Budiman juga menyampaikan dukungan penuh AGPAII terhadap program transformasi guru PAI yang digagas oleh Direktorat PAI Kementerian Agama RI. Ia berharap guru PAI ke depan bisa lebih cepat mengikuti pelatihan profesi guru (PPG), sehingga dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam mengajar.
Pada penutupan acara, Budiman juga menekankan pentingnya peran pengurus AGPAII di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam menggerakkan potensi guru PAI, serta memperkuat jaringan kerja demi kemajuan AGPAII di seluruh Indonesia.
Ahmad Budiyanto, salah satu peserta dari Ponorogo yang hadir dalam seminar tersebut, menyatakan kepuasannya setelah mengikuti acara tersebut. “Saya datang bersama rombongan menggunakan dua bus besar, tujuh minibus, dan beberapa mobil pribadi,” ujar Ahmad yang merupakan guru PAI di SDN Ponorogo.
Ia berharap agar aspirasi dan keluhan yang disampaikan dalam seminar ini dapat ditindaklanjuti oleh pihak terkait, baik dari Kementerian Agama maupun AGPAII. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari Konferwil AGPAII Jatim di Jombang, Guru PAI Diharap Terus Tingkatkan Kompetensi
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |