TIMES PATI, KUTAI TIMUR – Dalam era serba digital, promosi pariwisata tidak lagi hanya bergantung pada brosur cetak atau baliho besar. Inilah yang disadari betul oleh Muhamad Alfarizi Edytia (20) mahasiswa Jurusan Informatika Fakultas Teknik Universitas Mulawarman asal Kutai Timur.
Melalui inovasi kreatif bertajuk Kosakata Project, pemilik akun media sosial Instagram fariz_harald meluncurkan komik digital interaktif yang dapat diakses melalui barcode. Komik ini tak hanya menghibur, tapi juga sarat edukasi, khususnya mengenai budaya dan wisata lokal di Kalimantan Timur.
“Banyak tempat wisata yang indah dan punya nilai sejarah, tapi belum dikenal luas. Komik ini jadi cara saya memperkenalkannya ke generasi muda dengan media yang mereka sukai,” ujar Faris, Rabu (2/7/2025).
Ia mengemas cerita dalam format visual ringan, edukatif, dan menarik untuk dibaca di mana saja mulai dari sekolah, taman, hingga kafe.
Faris bukan sosok baru dalam dunia kreatif dan pengabdian. Di usia 20 tahun, ia telah mengantongi segudang prestasi, seperti Winner Mister Teen Kalimantan Timur 2025, Winner Mister Teen IKN Nusantara 2023, dan masuk Top 15 Mister Teen Indonesia 2023.
Anak sulung dari empat bersaudara yang hobi editor, bulutangkis, dan silat ini juga menyabet Juara 2 Lomba Video HUT Bhayangkara Polres Kutai Timur 2025, Harapan 1 Eksplore Desa Kutai Timur, hingga Juara 1 Modeling Rizal Fashion Style Samarinda 2024.
Tak hanya di panggung kompetisi, Faris juga aktif di dunia organisasi dan pendidikan. Ia merupakan Founder dan Wakil Ketua Ikatan Duta Kampus Samarinda 2025, Project Director Kosakata Project, serta Sekretaris Jenderal Gamamus Teknik.
"Saya juga memimpin berbagai kegiatan lintas bidang, termasuk sebagai Ketua Bidang Seni dan Budaya Ikami Sulsel Samarinda, Staff Pariwisata Pemuda Kutim Hebat, dan Ketua Bidang Relasi di UKM Perisai Diri," ungkapnya lebih lanjut.
Ia kerap diundang menjadi pembicara dan juri, seperti Juri Fashion Show Busana Adat Nusantara, Coaching Duta Edukasi Indonesia, hingga Pemateri dalam Technology Goes to Village. Dia juga tampil sebagai model dalam berbagai event nasional seperti Karnaval Batik Indonesia, Wastra Fashion Kutai Timur, dan Kemilau Batik Festival.
Meski telah banyak mencetak prestasi, Faris mengakui masih banyak tantangan dalam memajukan pariwisata lokal. “Minimnya inovasi promosi dan kurangnya dukungan dana masih menjadi masalah. Banyak masyarakat hanya menikmati keindahan alamnya tanpa tahu nilai budaya di baliknya,” tuturnya.
Namun, Faris memilih fokus pada solusi. Ia berharap Kosakata bisa diterapkan lebih luas. “Saya ingin komik barcode ini bisa dipasang di tempat wisata, dijadikan oleh-oleh edukatif, atau dipakai di sekolah-sekolah,” imbuhnya. Ia juga berharap semakin banyak pemuda yang terlibat dalam tim kreatif untuk memperluas dampaknya.
Untuk itu kepada generasi muda, lebih jauh Faris berpesan agar tidak ragu memulai dari ide kecil. “Kadang kita terlalu sibuk lihat tren luar, padahal daerah kita sendiri punya banyak potensi. Mulai aja dulu, dari hal kecil, tapi dengan tujuan yang jelas,” ucap dia.
Dengan semangat konsisten dan kolaboratif, Faris yakin dan percaya bahwa karya seperti Kosakata bisa menjadi pintu masuk yang segar dan menyenangkan dalam mengenalkan pariwisata lokal bukan hanya kepada wisatawan, tapi juga pada generasi penerus daerahnya sendiri. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dukung Sektor Pariwisata, Muhamad Alfarizi Edytia Luncurkan Barcode Komik Digital
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |